Workshop Festival Film Lampung 2021, UKM DCFC Hadirkan Tiga Juri Nasional


 


BANDARLAMPUNG – Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer & Film Club (UKM DCFC) menggelar technical meeting dan workshop Festival Film Lampung (FFL) secara daring, Selasa, (6/4/2021).

Adapun dalam workshop yang diikuti puluhan peserta ini menghadirkan tiga juri FFL 2021 yakni Roufy Nasution (Sutradara), Dere Rezkita (Editor), dan Benny Kadarhariarto (sinematografer). Workshop direncanakan akan berlangsung hingga 11 April 2021.

Dere Rezkita dalam pemaparannya menerangkan terkait proses produksi terdiri dari pre, post dan pascaproduction. “Post Production merupakan proses setelah pengambilan gambar. Tahapan ini tidak dapat bisa jadi kalau tidak dilalui proses ini,” ungkapnya.

Dalam post production, lanjut Dere, terdapat proses penggabungan gambar dan suara yang sudah diambil. “Editing film adalah salah satu penentu terbesar dalam pembentukan film.
Dimata filmaker terdapat beberapa post production crew yang terlibat dalam penggarapan sebuah film,” ujarnya.

Tugas seorang editor, kata Dere, merencanakan workflow untuk keseluruhan proses editing film. Kemudian, membaca dan menganalisa keseluruhan naskah film, merencanakan dan membantu tim previsualization demi menghemat waktu produksi dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Ia melanjutkan tugas editor juga membentuk dan menyatukan sebuah shoot dalam sebuah film.
“Menyatukan visi dengan sutradara. Saya pribadi juga sangat senang dengan bedah script dengan sutradara supaya filmnya dapat memiliki improvisasi yang bagus,” imbuhnya.

Sementara, Roufy Nasution mengatakan sutradara yaitu orang yang bertanggung jawab atas semua aspek kreatif yang berada di dalam film. “Kalau dianalogikan adalah tuhan dalam kehidupan lain yang disetting,” ucapnya.

Dalam proses produksi, kata Roufy, terdapat triangle system yang di dalamnya terdapat produser, penulis, dan sutradara. “Tiga orang ini tidak dapat dipisahkan dan saling terkait. Tiga divisi dalam film yang mencari ide awal dalam film. Ide yang ingin digarap sampai jadi dalam triangle sistem,” kata Roufy.

Terakhir, Benny Kadarhariarto menekankan bahwa penulis, sutradara dan DOP memiliki hubungan erat dalam proses produksi film. “Proses editing sudah dimulai dari penulisan. Seorang penulis akan menuangkan sebuah angan-angan menjadi sebuah tulisan dan skenario. Sutradara akan mewujudkan tulisan itu menjadi gambar,” ucapnya.

Editor, kata dia, membuat cerita dari gambar yang ada. “Nanti kita akan bertemu untuk membuat film berdurasi 3 menit.

Jadi sineas muda juga nanti dapat menggali ilmu dari Dere dan Roufy untuk dapat berbicara di level nasional,” pungkasnya. (**)